Bapak Onda Hermanto, produsen kikil dari Karawang, Jawa Barat memiliki tradisi unik untuk menarik pelanggan. Salah satu contohnya, ia menanyakan kepada pelanggan THR (Tunjangan Hari Raya) apa yang mereka inginkan setiap tahunnya. Jurus yang dilakukan oleh Bapak Onda ini terbukti ampuh, karena walaupun berhimpitan dengan dua pedagang kikil yang sama, dagangan Bapak Onda tetap laris manis. Tidak heran jika omzet Bapak Onda bisa mencapai ratusan juta rupiah per bulan.

Bapak Onda pernah gagal, tetapi dia tidak pernah pesimis. Kegagalan membuatnya menjadi lebih matang dalam berusaha. Dia berpesan, bangunlah usaha pada bisnis yang memang akan terus dibutuhkan orang seperti bisnis di sektor kuliner, yang tentunya menjadi kebutuhan pokok setiap orang. “Kita harus yakin ya, kalau nggak yakin untuk apa? Kalau orang usaha sudah pernah jatuh itu, insyaallah pengalamannya sudah matang,” katanya.

Kepercayaan menjadi dasar Bapak Onda dalam membangun usahanya. Awalnya, Bapak Onda mempersilakan pelanggannya untuk mengambil barang terlebih dahulu dan membayarnya kemudian. Namun, Bapak Onda terpaksa mengubah strategi karena banyak pelanggan yang tidak membayar, hingga akhirnya ia rugi puluhan juta rupiah. Bapak Onda menyiasati hal ini dengan bermain di partai kecil dahulu, dengan mengandalkan pemasok kulit sapi skala kecil. Kini, Bapak Onda sudah memiliki relasi bisnis yang lebih besar, hingga dapat memasok lebih dari enam ton kulit sapi setiap bulan.

Sukses dengan bisnis kikil, Bapak Onda mulai berinvestasi untuk masa tuanya. KSP Sahabat Mitra Sejati hadir untuk mendukung mimpi Bapak Onda, hingga ia bisa membeli rumah kontrakan 12 pintu, yang rencananya akan diperluas menjadi 24 pintu. Modal yang sudah dia sisihkan selama bertahun-tahun tidak semuanya tergerus untuk membangun bisnis masa depannya itu.

Tidak perlu lagi bekerja, uang datang dengan sendirinya. Usia itu ada batasan, fisik juga ada batasan”, katanya.